Senin, 18 Mei 2009

Nikah Sesama Jenis

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Alhamdulillah, Allahuma sholi 'ala Muhammad wa'ala ali
ajma'in.
Saya pernah membaca arikel yang bertajuk INDAHNYA
KAWIN SESAMA JENIS. Membaca judulnya yang bathil ini
saja serasa ingin sekali menyobek-nyobek mulut para
Mahasiswa yang agamanya Islam KATANYA, Fakultas
Syariah IAIN Semarang.
Pak ustadz, apakah mahluk seperti ini yang dicetak
oleh Universitas Islam yang sangat kontraproduktif.
Bahkan mereka mengajarkan strategi-strategi untuk
melegalkan perkawinan Homoseksual di Indonesia:
1. Mengorganisir kaum homoseksual untuk bersatu dan
berjuang merebut hak-haknya yang telah dirampas oleh
negara.
2. Memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa apa yang
terjadi pada diri kaum homoseksual adalah sesuatu yang
normal dan fithrah, sehingga masyarakat tidak
mengucilkannya bahkan sebaliknya, masyarakat ikut
terlibat mendukung setiap gerakan kaum homoseksual
dalam menuntut hak-haknya.
3. Melakukan kritik dan reaktualisasi tafsir keagamaan
(tafsir kisah Luth dan konsep pernikahan) yang tidak
memihak kaum homoseksual,
4. Menyuarakan perubahan UU Perkawinan No 1/1974 yang
mendefinisikan perkawinan harus antara laki-laki dan
wanita. Bahkan gerakan ini dapat legalisasi dari
Institusinya
Ahmad Wantoaw

Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Apa yang anda baca dari tulisan mahasiswa IAIN
Semarang memang sangat mengejutkan. Betapa tidak,
karena pendapat ini adalah yang paling aneh yang
pernah muncul. Sebelumnya, sesekuler-sekulerny a
kalangan mereka, tidak sampai menyerukan kawin
sejenis.
Tapi kalau kita lihat lebih dalam, rupanya kita masih
harus tercengang lagi, lantaran apa yang nampak tidak
lain hanyalah fenomena gunung es. Yang menyembul
kepermukaan hanya sebagiannya saja, jauh di bawah
permukaan laut, kita akan bertemu dengan sosok aslinya
yang jauh lebih menyeramkan.
Ceritanya berawal dari puluhan tahun yang lalu, ketika
para gembong sekulerisme dan libelarisme sedang
mengalami proses 'cuci otak' di barat. Lewat program
beasiswa ke luar negeri, para mahasiswa Islam itu
secara sistematis menjalani operasi otak. Aqidah dan
tauhid mereka dipreteli satu persatu oleh tokoh-tokoh
yahudi kafir laknatullah, dengan mengatasnamakan
kajian ilmiyah, modern dan kritis.
Bertahun-tahun mereka mengalami proses ganti jati diri
secara sistematis dan didanai oleh musuh-musuh Allah
itu, sehingga akhirnya berubahlah mereka dari seorang
muslim menjadi sosok baru, yang cenderung ingkar Allah
dan ingkar nabi, kalau perlu ingkar kitab suci.
Entah mengapa, proses ini tetap berjalan seiring
dengan berlalunya zaman. Kini mereka telah berkembang
biak dan populasinya semakin meningkat. Ibarat wabah
hama yang datang menyerang, IAIN-IAIN se-Indonesia
dijadikan tempat bertelurnya larva. Kini larva-larva
itu telah menetas menghasilkan ribuan spicies
predator.
Dan bagaikan predator, makhluk jadi-jadian itu kini
sudah menjadi hama yang mematikan. Bukan saja
pemikiran sesat yang bernada menghina agama, tetapi
sekarang sudah sampai ke titik terang-terangan
memusuhi agama.
Kalau dulu generasi Cak Nur mereka masih malu-malu,
tapi sekarang dengan pongahnya mereka menyatakan bahwa
IAIN adalah wilayah bebas tuhan. Apa artinya? Hanya
mereka yang tahu, barangkalidi sana sudah tidak
dibutuhkan lagi tuhan. Innalillahi wa inna ilaihi
rajiun.
Mereka pun sudah sampai berani menginjak-injak kitab
suci Al-Quran, sesuatu yang tidak pernah dilakukan
oleh pemeluk agama apapun terhadap kitab sucinya.
Bahkan tanpa perasaan berani-beraninya mengucapkan:
anjing-hu akbar. Na'uzubillah.
Kini mereka menyerukan kawin sesama jenis. Alasannya,
kata mereka karena di Al-Quran tidak ada larangan
secara tegas. Sehingga mereka bilang bila tidak ada
larangan, maka hukumnya kembali menjadi halal.
Saking kesalnya, pak Adian Husaini sampai bilang bahwa
kalau di Al-Quran tidak ada larangan kawin dengan
anjing atau monyet, apakah berarti hukumnya jadi
boleh?Kita tunggu saja, kapan mereka akan kampanye
agar manusia kawin dengan anjing dan monyet.
Padahal tidak ada agama di dunia ini yang sampai
menyerukan homoseksualitas. Yahudi, Nasrani, Hindu,
Budha, Konghuchu dan seterusnya, tak satu pun yang
sampai menganjurkan nikah sejenis. Bagaimana mungkin
ada mahasiswa fakultas syariah, sampai bisa berijtihad
seenaknya, lalu menyimpulkan bahwa kawin sejenis bukan
hanya halal, tetapi dianjurkan.
Sikap Kita
Sesuai dengan fitrahnya, sesuatu yang sesat itu pasti
akan ditentang oleh masyarakat, bahkan oleh semua
pihak. Meski telah didanai oleh kekuatan asing,
gerakan sekulerisme dan liberalisme belum tentu keluar
jadi pemenang.
Misalnya saja kampanye anti jilbab yang dahulu
didengungkan oleh Cak Nur sejak 1970-an, bukannya
orang makin menjauhinya, tetapi justru semakin banyak
saja yang memakainya sekarang ini. Demikian juga ide
penggantian lafadz Assalamu 'alaikum menjadi selamat
pagi, justru para penyiar berita di TV berlomba-lomba
membuka acaranya dengan lafadz khas umat Islam.
Fenomena ini mengingatkan kita pada firman Allah SWT:
Mereka berkehendak memadamkan cahaya Allah dengan
mulut mereka, dan Allah tidak menghendaki selain
menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang
kafir tidak menyukai. (QS At-Taubah: 32)
Dan sesuatu yang bisa menghibur kita adala bahwa kalau
kita lelah dan kesal menghadapi ulah mereka,
ketahuilah bahwa mereka pun juga lelah dan kesal kalau
melihat kenyataan bahwa apa yang mereka kampanyekan
dengan susah payah dan susah tidur itu tidak juga
menunjukkan hasil. Ibarat anjing mengonggong kafilah
berlalu. Semakin keras upaya mereka yang mengkafirkan
bangsa ini, semakin banyak saja orang-orang yang
kembali kepada Islam dan konsekuen dengan syariat.
Ini juga mengingatkan kita pada firman Allah lainnya,
ketika Allah SWT menghibur nabi-Nya:
Jika kamu mendapat luka, maka sesungguhnya kaum itupun
mendapat luka yang serupa. Dan masa itu Kami
pergilirkan di antara manusia; dan supaya Allah
membedakan orang-orang yang beriman supaya sebagian
kamu dijadikan-Nya syuhada'. Dan Allah tidak menyukai
orang-orang yang zalim. (QS. Ali Imran: 140)
Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka.
Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya
merekapun menderita kesakitan, sebagaimana kamu
menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah
apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisa': 104)
Jadi bukan hanya kita saja yang berjuang dan berkorban
mempertahankan aqidah umat, tetapi mereka juga
berkorban harta dan jiwa juga. Bedanya, kita berjuang
di jalan Allah dan dijanjikan keridhaan serta
surga-Nya. Sedangkan mereka berjuang di jalan thaghut,
serta dijanjikan murka dan azab-Nya.
Sesungguhnya pertarungan antara haq dan batil adalah
pertarungan abadi hingga hari kiamat. Telah berlalu
para nabi dan rasul sebelum kita. Mereka telah
merasakan pahitnya ulah musuh-musuh Allah, tidak
sedikit di antara para nabi dan rasul itu yang
dilukai, disakiti bahkan dibunuh.
Sekarang pun kita menjadi penerus para nabi dan rasul.
Kita bela risalah mereka, kita tegakkan syariah yang
mereka ajarkan, kita perjuangkan agama mereka. Dan
kita berhadapan dengan para pewaris Fir'aun, Namrudz,
Abu Jahal. Bedanya, kalau dulu musuh para nabi itu
memang orang kafir, sekarang kita harus berhadapan
dengan anak bangsa kita yang telah dicuci otaknya dan
diganti jati dirinya.
Semoga Allah SWT melindungi kita dari tikaman
pemikiran jahat para orientalis bejat yang terkutuk,
yang telah tega-teganya melacurkan aqidah mahasiswa
muslim. Amien ya rabbal 'alamin.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar